.

.

Saturday, March 17, 2012

Tips Memotret Anak – Anak

Salam Jepreett... Memotret anak merupakan hal yang mengasyikan dan menyenagkan, akan tetapi apabila kita tidak bisa berbaur dengan anak-anak tentu itu akan menjadikan kendala bagi kita dalam memotretnya. Ekspresi-ekspresi lucu dari wajah maupun tingkah laku polos dan alami mereka menjadikan sebuah daya tarik tersendiri. Disini kita akan sedikit belajar tentang bagaimana memotret anak-anak sehingga kita dapat mengabadikan ekspresi mereka secara alami. Mari kita baca tips berikut..


Jangan Paksa Mereka Tersenyum
Kebanyakan orang jika akan memotret anak-anak selalu bilang kepada mereka "Senyummm.... cheeerrssss...." ,apa yang akan anda dapatkan? Senyum yang terlihat  dipaksakan, bibir yang ditarik kaku. Tentu itu akan meperlihatkan hasilnya tidak terlihat alami. Dan pose yang bagus tidaklah harus selalu tersenyum. Biarkan alami, karena bisa juga sifat si anak yang sudah dari bawaannya :D

Sejajarkan Posisi Kamera Dengan Mata Mereka 
Untuk menyesuaikan dengan tinggi anak-anak tentunya kita harus berjongkok atau berbaring seperti tentara yang siap membidik sasaran :D , dengan begitu tubuh mereka akan tampak proporsional (kepala tidak lebih besar daripada bagian tubuh yang lain). Kecuali jika anda menginginkan efek dan angle tertentu, kita dapat mengatur posisi kita sendi dengan bebas.


Biarkan Mereka Beraksi Spontan
Jangan terlalu memberikan arahan-arahan pose gaya kepada mereka. Saat kita terlalu mengarahkan supaya anak-anak berpose pada gaya tertentu, mereka akan mulai kehilangan spontanitas dan kepercayaan diri. Jadi biarkan mereka bergaya dan berekspresi secara spontan. Biarkan mereka beraksi secara alami dan bebas. Cara paling ampuh adalah dengan mengajak mereka bermain cilukba, atau jika mereka terlalu besar untuk bermain cilukba, ajaklah mereka ngobrol. Tanyai nama, nama ibu/ayah-nya, tanyai sekolahnya dll, lalu biarkan percakapan mengalir… Lalu jepret..jepret..dapat dah

Tanyakan Cita-cita Mereka (atau tokoh kartun favoritnya)

Anak-anak biasanya memiliki (atau didik untuk memiliki) cita-cita tertentu atau paling tidak memiliki tokoh kartun favorit. Insinyur, dokter, pemain bola, tentara, guru, ustadz atau naruto, superman, batman. Apa saja. Pakaikan kostum sesuai cita-cita atau tokoh favorit mereka dan fantasi mereka akan mulai melayang sehingga hilang semua kekakuan dan nervous. Ayo Naruto jurusnya gimana…. jepret jepreeett!!

Manfaatkan Alat Bantu
Tidak semua anak-anak suka bergaya dan berpose luwes, apalagi kalau tahu mereka sedang di foto. Jika anak tampak canggung, malu atau terlalu kaku manfaatkan alat bantu yang ada. Mainan adalah alat paling ampuh, jika mereka suka bermain boneka berilah boneka. Jika mereka suka bermain mobil-mobilan, berikan mobil-mobilan. Kalau mainan memang tidak tersedia, anda bisa memanfaatkan kursi, buku atau bahkan bolpen. Dengan begitu mereka akan sedikit melupakan kalau sedang jadi obyek foto dan mulai berekspresi spontan.

Gunakan Mode Continue/ Burst (atau Mode Scene: Sports)
Karena anak-anak cenderung banyak bergerak, anda akan kewalahan kalau memaksakan kamera mencari fokus di mode Single. Gunakan mode continue/burst atau jika anda menggunakan settingan otomatis gunakan scene sports/children.

Mengakrabkan Diri
Salah satu cara agar anak-anak merasa nyaman dengan kita saat kita hendak memotret. Mengakrapkan diri harus kita lakukan baik itu objeknya anak-anak ataupun yang lebih dewasa. Buat mereka akarab dengan kita sehingga tidak ada rasa malu dan minder saat ada kita hendak memotretnya.

Semoga bermanfaat... dan jeprett!!

Wednesday, March 14, 2012

Jenis – Jenis Kamera Digital

Jenis – Jenis Kamera Digital
Bagaimana memilih Kamera yang tepat ? Bingung memilih kamera digital yang sesuai dengan kebutuhan anda ? Simaklah TIPS kami untuk memilih kamera digital untuk keperluan Fotografi Bawah Air.
Alat pertama yang perlu anda beli tentunya adalah sebuah Digital Camera, ada banyak digital kamera di pasaran, tapi tentunya anda harus memilih yang paling tepat untuk anda disesuaikan dengan level keterampilan, dan seberapa antusias anda akan menggunakannya.

A. Memilih DIGITAL KAMERA
Secara umum, ada 3 jenis kamera digital yang tersedia di pasaran, semuanya bisa digunakan untuk kegiatan fotografi bawah air. Berikut ini akan kami bahas secara umum kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis kamera digital.
1. Pocket Camera / Kamera Saku
Kamera type ini adalah jenis kamera yang paling sederhana, di desain untuk mereka yang awam terhadap ilmu fotografi. Hampir semua merk camera mengeluarkan kamera jenis ini, untuk merk Canon, mereka membuat jajaran IXUS untuk kamera jenis pocket. Untuk mengambil gambar, produsen kamera menetapkan prosedur yang sangat sederhana yaitu POINT and SHOOT. Kelebihan kamera ini tentunya adalah harganya termurah dibanding kamera lainnya, namun kamera jenis ini jarang yang memberikan fasilitas MANUAL SHOOT karena memang didesain untuk awam fotografer. Oleh sebab itu, jika anda berencana untuk mendalami fotografi bawah air, anda tidak disarankan untuk memilih kamera jenis ini.

Camera jenis Pocket buatan Canon

2. Prosumer Camera / Kamera Semi Professional
Kamera jenis ini didesain untuk mereka yang antusias terhadap fotografi, namun belum memiliki dana yang cukup untuk membeli sistem kamera professional sekelas DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera ini mirip dengan jenis pocket, namun memiliki fungsi kamera yang setara dengan kamera DSLR. Yang membedakannya dengan kamera DSLR adalah lensanya yang tidak interchangable (diganti). Jenis kamera ini sangat cocok untuk mereka yang ingin menekuni fotografi bawah air dengan budget yang pas-pasan. Kelebihan kamera ini jelas yaitu dapat memberikan fasilitas kamera digital SLR pada sebuah harga yang relatif lebih murah. Dengan memahami keterbatasan kamera, tentunya anda dapat membuat foto-foto yang dahsyat dengan kamera jenis ini. Kami sangat menyarankan anda untuk memilih tipe ini sebagai investasi awal hoby fotografi bawah air anda. Umumnya hanya dengan mengeluarkan dana sebesar 5-6 juta rupiah, anda sudah bisa memiliki kamera jenis ini lengkap dengan housingnya. Perhatikan bahwa anda harus jeli dalam memilih spesifikasi lensa kamera jenis prosumer. Jika anda menyukai fotografi Macro, pilihlah kamera dengan lensa yang memiliki focal length 35mm (equivalent 35mm), jika anda menyukai wide angle photography, piliihlah kamera yang memiliki focal length setara 28mm pada kamera 35mm.

Canon G7, kamera jenis Prosumer 

3. Digital Single Lens Reflex (DSLR) Professional Camera
Kamera ini adalah type professional, didesain untuk mereka para professional fotografer yang sudah mengerti betul aspek aspek ilmu fotografi. Perlu dicatat bahwa secanggih-canggihnya kamera jika tidak ditunjang oleh kehandalan fotografer, maka hasilnya nyaris nol besar. Falsafah “The Man Behind The Gun” sangat berpengaruh terhadap hasil foto. Kamera jenis ini cocok untuk mereka yang antusias terhadap fotografi, serta memiliki dana yang cukup berhubung jenis kamera ini cukup mahal.

Nikon D7000, produk DSLR dari NIKON 

B. Memilih HOUSING Camera
Kamera Digital saja belum cukup untuk kegiatan fotografi bawah air. Agar aman untuk digunakan didalam air, kamera memerlukan pelindung agar menjadi kedap air. Alat pelindung tersebut lazim disebut HOUSING / Rumah. Pada Housing tersebut juga terdapat tombol-tombol yang secara mekanis dihubungkan dengan tombol pada kamera. Oleh sebab itu didalam air kita dapat melakukan setting kamera seperti kita melakukan fotografi didarat. Dengan demikian maka Housing menjadi sangat essensial dalam kegiatan underwater photography. Kekuatan material serta ketelitian tinggi sangat diperlukan dalam proses produksi sebuah housing. Oleh sebab itu tidak jarang harga housing menjadi cukup mahal, bahkan ada yang harganya lebih mahal dari harga kamera itu sendiri.

Housing jenis Non DSLR (Kiri), dan Housing DSLR (Kanan) 

Sebuah housing hanya cocok untuk satu type camera saja, Housing tidak bersifat general, artinya satu model kamera hanya compatible dengan housing peruntukannya. Contoh housing camera Canon Powershoot S80, tidak bisa digunakan untuk kamera model lainnya. Oleh sebab itu Sebelum membeli digital kamera, Pastikan bahwa Housingnya masih tersedia dipasaran untuk dibeli. Usahakan untuk membeli Kamera langsung beserta housingnya untuk mencegah tidak tersedianya housing dikemudian hari.
Khusus untuk kamera DSLR, anda pun harus memberli port tambahan sesuai dengan lensa yang anda pilih. Setiap lensa memiliki satu port yang compatible, oleh sebab itu khusus untuk kamera DSLR anda hanya dapat membawa 1 jenis lensa ke dalam air.
Kamera jenis non-DSLR, biasanya memiliki fungsi lensa yang mencakup macro maupun wide angle. Oleh sebab itu salah satu keunggulan kamera jenis ini dibawah air selain badannya ramping, anda juga dapat memotret macro dan wide angle dengan 1 unit kamera saja.
Khusus untuk Housing camera jenis prosumer, saat ini tersedia banyak sekali casing / housing buatan produsennya sendiri dengan harga yang relatif murah dibanding buatan perusahaan lain (3rd party). Namun perlu extra hati-hati jika menggunakan casing / housing buatan manufacturer kamera tersebut, karena banyak sekali kasus flooding / bocor terjadi menimpa pemilik kamera-kamera non-DSLR tersebut.
Upaya yang terbaik adalah membeli housing 3rd party seperti merk Ikelite, Sea & Sea, Subal, dll, yang memang dibuat dari bahan berkualitas tinggi serta di desain untuk pemakaian dalam aktifitas Scuba Diving.
Perhatikan pula tata cara menggunakan O-Ring dan Grease pada system housing kedap air pada manual book alat masing-masing. Yang perlu diingat adalah bahwa silicon Grease bukanlah alat utama untuk mencegah kebocoran. Kebocoran hanya bisa dicegah dengan penggunaan karet O-ring yang sesuai dengan petunjuk manualnya.


Source : www.belajardiving.com/uw_choosing_camera.php

Apa Itu Digital

Kata digital sudah tak asing lahi di telinga kita dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi apakah kita tahu digital itu apa? Untuk lebih jelasnya lanjutkan membaca. 


Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).

Peralatan canggih, seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklar lampu, yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1). Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika saklar itu dinyalakan dalam posisi A, misalnya, maka ia akan membentuk gambar bunga, dan jika dinyalakan dalam posisi B, ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital tersebut.

Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada tombol off, maka ruangan menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak terbantahkan. Secara psikologis, manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk. Konsep Yin dan Yang ternyata juga bersentuhan dengan konsep digital ini.


source :  http://id.wikipedia.org/wiki/Digital

Tuesday, March 13, 2012

Tips Belajar Teknik Panning

Dalam dunia fotografi ada banyak teknik-teknik fotografi, salah satunya yaitu teknik panning, berikut tips belajar memotret Panning.
Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:

  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!


http://belajarfotografi.com/tips-melakukan-panning/

Apa Itu Teknik Panning Fotografi?

Di dalam Dunia fotography terdapat istilah foto panning,, nah tahukah kalian apa itu foto panning..??

Foto Panning adalah foto yang merekam obyek utama yang memiliki gerakan dengan hasil rekaman yang jelas, sedangkan obyek latar belakang yang berupa benda diam akan terekam dengan tidak jelas karena adanya efek kabur oleh gerakan. Untuk menghasilkan foto Panning anda harus memotret dengan teknik khusus.


Anda harus melepas tombol pemotreran ketika kamera anda sedang anda gerakkan untuk mengikuti arah gerakan obyek foto anda.

Berikut adalah cara atau tips untuk melakukan teknik Panning Fotografi:
Set Kecepatan rana kamera dengan kecepatan rendah, (1/30 kebawah). Sesuaikan dengan gerakan obyek yang ingin anda foto. Misal jika obyek yang anda foto adalah motor berkecepatan tinggi, anda bisa mengunakan kecepatan 1/30 atau bisa juga 1/15. Intinya semakin lambat gerakan obyek yang ingin anda foto set lebih lambat juga kecepatan pada kamera anda.
Jika anda menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflec). Set kamera anda seperti ini (setting aman membuat panning) : Set di time priority, setting kecepatan 1/15 detik, gunakan ISO 100, setting pada AI SERVO.
Carilah obyek visual yang posisinya lurus di depan anda dan nantinya akan dilewati, maksudnya untuk mempermudah gerakan obyek yang anda foto sebaiknya yang bergerak lururs.
Sambil foto ikuti gerakan, klik shutter masih mengikuti gerakan.

source : http://www.facebook.com/note.php?note_id=319228904769906 & photograpyreview.blogspot.com

Monday, March 12, 2012

Etika Fotografer

Siapa yang tak kenal dengan fotografi? Hampir setiap orang, anak-anak, remaja dan orang dewasa pasti mengenal apa itu fotogrrafi. Akan tetapi kebanyakan orang yang hanya mengenal atau mengetahui fotografi sebagai suatau kegiatan untuk mengambil gambar. Pada saat sekarang ini, dunia fotografi sangat diminati oleh semua orang yang ada di seluruh penjuru dunia ini. Baik sekedar hoby, maupun yang sudah menjadi ahli. Ada photografer pemula dan yang sudah sangat ahli. Pada saat ini saya akan menjelaskan tentang etika dalam fotografi dari beberapa sumber yang saya dapatkan. 

  

Sebagai makhluk sosial, sebagai fotografer, kita tidak luput dari hubungan manusia. Bila kita hobi foto potret, maka kita akan berhubungan langsung dengan modelnya. Kalaupun hobi kita foto pemandangan, tetap saja kita harus berhubungan dengan orang lain di lokasi  untuk mendapatkan informasi atau bantuan.

Maka dari itu masalah etika, adalah masalah yang penting. Namun topik ini biasanya jarang di bahas, fotografer biasanya lebih tertarik membahas soal kamera, lensa, pencahayaan dan lain lain.
Maksud dari etika menurut saya adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita. 

Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Jangan sampai orang lain merasa terganggu ataupun tidak nyaman dengan kita dalam hal ini sebagai seorang fotografer. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut. 

Saat foto potret, seringkali model kita tidak berpengalaman atau kaku di depan kamera. Hal ini wajar, dan bisa diatasi dengan banyak berkomunikasi dengan mereka. Banyaklah bertanya kepada mereka, tentang hal-hal yang berkaitan dengan mereka, misalnya bila ia seorang musisi, maka tanyakanlah tentang hal berbau musik, atau paling tidak hidup mereka secara umum. Hindari perbincangan tentang hal-hal negatif seperti perang, dan hindari topik SARA.
Bahkan untuk memfoto kecelakaan atau kejadian tertentu, ada UU yang mengaturnya dalam UU no 40/1999 PERS dan KEJ -banyak pasalnya-. 

Jadi sebenarnya dalam dunia fotografi, ada juga UU yang mengaturnya, dan seharusnya Photografer boleh mengambil gambar dalam keadaan apapun, tapi harus sesuai etika dan kode etik yang berlaku. 

Singkatnya, perlakukan orang-orang sekitar seperti Anda ingin diperlakukan. Dengan demikian, fotografi Anda akan bisa lebih maju. Dan jangan lupa, mengorangkan orang itu yang paling penting :D . Selamat mencoba.


Sumber : http://www.infofotografi.com/blog/2010/06/etika-fotografer/

MENGENAL SHUTTER SPEED ATAU KECEPATAN RANA

Kecepatan Rana dalam bahasa indonesia . Shutter adalah semacam layer yang menutup sensor . Pada waktu kita men-jepret , Shutter ini akan terbuka selama bbrp waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa . Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed . Logikanya , semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk . Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam .

Satuannya detik . Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture . Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya (-1 stop ), waktu Shutter Speed tinggal di bagi 2 . Dan sebaliknya , untuk menambah cahaya menjadi 2x sebelumnya ( +1 stop ) tinggal di kalikan 2 . Pada kamera Nikon D50 , nilai Shutter Speed yang dapat digunakan pada kamera adalah 60 , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 , 1/250 , 1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 . 1/4000 . Range nilai Shutter Speed pada kamera tipe/merk lain kurang lebih sama . Pada beberapa kamera pro , kecepatannya bisa sampai 1/8000s . Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat !!

Slow Shutter Speed

Teknis dengan menggunakan shutter speed yang rendah ( nilai besar ) . Biasa digunakan pada kondisi kurang cahaya , shutter dibuka lebiiih lama agar kamera dapat mengumpulkan cukup cahaya untuk menghasilkan gambar yg kita inginkan . Jika kita memotret suatu scene dengan beberapa obyek yang bergerak , akan menghasilkan sebuah efek baru yang keren .

Misal memotret lalu lintas di malam hari menimbulkan efek “jalur cahaya” / lightrail . Lampu dari mobil2 yang berseliweran direkam dalam sensor .
Slow speed juga bisa menimbulkan kesan dinamis pada foto kita . Seperti pada foto air dibawah . Foto ini aga tricky karena diambil pada siang hari dimana masih banyak cahaya . Triknya adalah kita mengurangi cahaya yang masuk ke sensor dengan memasangkan sebuah atau beberapa (stack) filter ND ( Neutral Density ) . Filter ini akan mengurangi cahaya bberapa kali dari semula ( tergantung level filter ND ) sehingga kondisi banyak cahaya pun akan tampak seperti malam .
 Atau yang lebih extreem dengan menggunakan mode BULB dimana shutter akan tetap dibuka selama kita menekan tombol shutter . Biasanya cuman ada di kamera DSLR ( beli beli hehehe ) . Di malam yang gelap sekalipun , kita tetap bisa menangkap momen yang ada ,seperti merekam lintasan bintang-bintang di langit. Foto dibawah ini diambil dengan shutter speed = 16 menit .

Slow Shutter Speed dan Tripod

Tripod adalah suatu yg mutlak dibutuhkan jika kita ingin berexperimen dengan foto-foto slow speed . Alasannya karena kamera harus ditopang oleh obyek lain selama shutter terbuka . Jika tidak , maka foto yang dihasilkan akan blur karena kamera goyang geser kesana kemari . Manusia normal ga akan kuat berdiri diam memegangi kamera selama bbrp sec tanpa goyang . Kecuali ente manusia robot yang bisa meng-hibernate diri sendiri :p . Well , tidak harus tripod sih .. obyek lain seperti karung pasir juga bisa . Yang penting cukup solid untuk menahan kamera selama shutter terbuka . Okeh ?

Teknik Dasar Fotografi

Teknik-teknik fotografi dasar ada beberapa macam, teknik-teknik tersebut akan menghasilkan gambar yang berbeda dan memiliki keunikan sendiri-sendiri.

Teknik ini saya bagi aja menjadi 2 bagian, berdasarkan kecepatan rana, yaitu High Speed (kecepatan tinggi) dan Slow Speed (kecepatan rendah) biar lebih gampang.

1. High Speed (Kecepatan Tinggi) -> speed 1/125 - 1/8000
Freezing -> teknik fotografi yang membekukan benda bergerak, misalnya memotret orang yang sedang melompat di udara, atau memotret pesawat yang sedang terbang. Kecepatan yang dipakai minimal adalah 1/125s dengan diafragma menyesuaikan keadaan cahaya di sekitar tempat memotret. Dari contoh berikut adalah memotret peluru yang sedang mengenai sasaran. Untuk membekukan peluru tersebut memerlukan speed yang tinggi.
contoh foto:

2. Slow Speed (Kecepatan Rendah) 
    speed bulb-1/60ada beberapa macam teknik di dalam penggunaan kecepatan rendah: 

a) Show Action > secara teknis, kecepatan dari teknik ini adalah dibawah 1/60s dan diafragma di angka besar (bukaan kecil). Gambar yang dihasilkan nantinya adalah semua benda yang bergerak akan terlihat blur, sedangkan benda yang diam tak bergerak akan tetap jelas seperti apa adanya. Dalam contoh, garis-garis warna merah itu adalah lampu pada kendaraan yang sedang melaju.
Contoh foto:  
  
b) Panning >>Teknik ini adalah teknik dasar paling sulit, di mana si fotografer harus mengikuti objek yang bergerak dalam memotret. Gambar yang dihasilkan adalah kebalikan dari show action, di mana objek yang bergerak akan terlihat jelas sedangkan objek yang diam akan terlihat blur. Kecepatan yang dibutuhkan bervariasi tergantung kecepatan gerak objek yang difoto. Misal ingin memotret balap mobil F1 yang bergerak dengan kecepatan 100km/jam, akan membutuhkan kecepatan rana 1/250s. Jika ingin memotret becak yang melaju dengan kecepatan 15km/jam (misalnya), dibutuhkan kecepatan rana 1/30s atau mungkin 1/15s. contoh foto:

c) Zooming -> teknik fotografi yang caranya adalah dengan memutar lensa (harus lensa zoom), baik itu zoom in maupun zoom out pada saat menekan shutter. Kecepatan yang dibutuhkan berkisar antara 1/10s-1/60s sesuai kebutuhan anda. Gambar yang dihasilkan adalah seperti dalam istilah film fiksi luar angkasa disebut dengan WARP (masuk ke dalam kecepatan cahaya, atau apa itu istilahnya, saya juga ga tau, hehehehe...) tips biar zoomingnya berhasil yaitu pake tripod.
 contoh foto:

d) Bulb -> pada dasarnya, ketika shutter ditekan, maka jendela rana akan membuka dan sensor/film akan merekam gambar.Teknik bulb adalah fotografi yang caranya dengan menekan shutter terus dengan timing waktu yang sudah ditentukan. Umumnya, teknik ini digunakan untuk memotret mobil bergerak di malam hari, sehingga yang dihasilkan hanyalah garis-garis lampu yang terbentuk dari mobil yang bergerak.
contoh foto:




Fotografi? Apa Itu Fotografi?

Istilah Fotografi tentunya sudah tak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi sebagian besar orang tidak tahu secara detailnya apa yang dimaksud fotografi itu. Hanya sebatas bermain dan mengambil sebuah gambar ataupun objek dengan kamera, baik itu kamera pocket, SLR, DSLR,  maupun pada kebanyakan saat ini banyak yang menggunakan kamera dari HP ataupun kamera lainya yang umum di pasaran. Untuk mengetahui lebih jauh apa itu fotografi langsung lanjut baca yaa...

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”. Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.
Cara kerja kamera DSLR

Nah, melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya.
Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.



Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis. Lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.

Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca, pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.

Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa “kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut.
Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto. Tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai di balik guratan warna dan komposisi gambarnya.
Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu saja ada respon dari orang yang memandangnya.

Almarhum Kartono Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain. Pandangan tentang bagaimana nilai foto yang bagus itu juga dikemukakan oleh seorang fotografer professional, Ferry Ardianto.

Menurut dia foto yang bagus adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content , dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud dia, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan. Di sisi lain, istilah content maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar tersebut (sumber : erijauhari)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes