Siapa yang tak kenal dengan fotografi? Hampir setiap orang, anak-anak, remaja dan orang dewasa pasti mengenal apa itu fotogrrafi. Akan tetapi kebanyakan orang yang hanya mengenal atau mengetahui fotografi sebagai suatau kegiatan untuk mengambil gambar. Pada saat sekarang ini, dunia fotografi sangat diminati oleh semua orang yang ada di seluruh penjuru dunia ini. Baik sekedar hoby, maupun yang sudah menjadi ahli. Ada photografer pemula dan yang sudah sangat ahli. Pada saat ini saya akan menjelaskan tentang etika dalam fotografi dari beberapa sumber yang saya dapatkan.
Sebagai makhluk sosial, sebagai fotografer, kita tidak luput dari hubungan manusia. Bila kita hobi foto potret, maka kita akan berhubungan langsung dengan modelnya. Kalaupun hobi kita foto pemandangan, tetap saja kita harus berhubungan dengan orang lain di lokasi untuk mendapatkan informasi atau bantuan.
Maka dari itu masalah etika, adalah masalah yang penting. Namun topik ini biasanya jarang di bahas, fotografer biasanya lebih tertarik membahas soal kamera, lensa, pencahayaan dan lain lain.
Maksud dari etika menurut saya adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita.
Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Jangan sampai orang lain merasa terganggu ataupun tidak nyaman dengan kita dalam hal ini sebagai seorang fotografer. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut.
Saat foto potret, seringkali model kita tidak berpengalaman atau kaku di depan kamera. Hal ini wajar, dan bisa diatasi dengan banyak berkomunikasi dengan mereka. Banyaklah bertanya kepada mereka, tentang hal-hal yang berkaitan dengan mereka, misalnya bila ia seorang musisi, maka tanyakanlah tentang hal berbau musik, atau paling tidak hidup mereka secara umum. Hindari perbincangan tentang hal-hal negatif seperti perang, dan hindari topik SARA.
Bahkan untuk memfoto kecelakaan atau kejadian tertentu, ada UU yang mengaturnya dalam UU no 40/1999 PERS dan KEJ -banyak pasalnya-.
Jadi sebenarnya dalam dunia fotografi, ada juga UU yang mengaturnya, dan seharusnya Photografer boleh mengambil gambar dalam keadaan apapun, tapi harus sesuai etika dan kode etik yang berlaku.
Singkatnya, perlakukan orang-orang sekitar seperti Anda ingin diperlakukan. Dengan demikian, fotografi Anda akan bisa lebih maju. Dan jangan lupa, mengorangkan orang itu yang paling penting :D . Selamat mencoba.
Sumber : http://www.infofotografi.com/blog/2010/06/etika-fotografer/
0 komentar:
Post a Comment