Di era modern saat ini, dunia fotografi bukanlah hal yang asing lagi bagi setiap orang. Dengan mudahnya setiap orang dapat mengabadikan sebuah moment dengan kamera Hp, Poket, DSLR, dll. Ketertarikan akan dunia fotografi akan mempengaruhi juga keinginan kita untuk mengabadikan moment tersebut dengan kamera yang bagus dan beralih ke tingkatan fotografi yang lebih profesional. Banyaknya kamera SLR (Single Lens Reflex) di pasaran seringkali membuat calon konsumen bingung untuk memutuskan pilihan. Dengan label harga yang berbeda, konsumen harus mengetahui apa sebenarnya yang ia butuhkan dan apa yang akan ia lakukan dengan kamera tersebut.
Untuk mempunyai kamera DSLR tidaklah murah. Kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan seberapa besar uang kita.
Jika sekiranya konsumen sering mengambil gambar dalam kondisi low light misalnya, maka ia harus mencari kamera dengan ISO tinggi dan memiliki in-body image stabilization. Akan tetapi jika konsumen akan banyak memakai kamera di dalam studio, portrait atau macro, maka ia harus memprioritaskan adanya fitur 'live view'.
Sejumlah pertanyaan juga sebaiknya dijawab lebih dulu sebelum membeli. Apakah Anda menginginkan body yang tahan air? Apakah berat dan ukuran penting? Dan apakah Anda membutuhkan lensa tertentu? Karena tidak semua sistem kamera kompatibel dengan semua lensa dan juga add-ons khusus.
Berikut disajikan sejumlah informasi yang bisa membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas:
1. Ukuran Sensor
Ukuran sensor menjadi salah satu pertimbangan karena ia memiliki beberapa perbedaan. Semakin kecil ukuran sensor, maka ia akan menangkap area yang lebih kecil dari scene (crop factor). Ada 3 format sensor (dimulai dari yang terbesar), yakni Full Frame, APS-C dan Four-Thirds.
Format DSLR terbesar adalah full frame (dinamakan seperti itu karena ia memiliki ukuran yang sama dengan film 35mm). DSLR dengan sensor full frame memilii viewfinder terbesar. Sensor yang lebih besar juga akan menghasilkan hasil yang lebih baik dalam kondisi low light dan ISO tinggi. Akan tetapi di lain sisi, kamera full frame memiliki body yang besar dan mahal, seperti dikutip detikINET dari DPreview, Jumat (4/11/2011). Pun juga apabila memakai sensor full frame, maka ia akan kehilangan panjang foikal yang ditawarkan sensor yang lebih kecil saat memakai telephoto.
APS-C ialah format yang biasanya dipakai di Canon, Nikon, Pentax dan Sony DSLR. Dengan crop factor 1.5x atau 1.6x, pengguna membutuhkan lensa digital khusus untuk mendapatkan hasil wideangle yang sebenarnya. Sensor APS-C lebih murah dibandingkan dengan sensor full frame.
Four Thirds adalah format digital yang dikembangkan oleh Olympus dan kini dipakai di kamera Olympus dan Panasonic. Tidak seperti sistem lain yang ada di pasar, Four Thirds tidak berangkat dari sistem film SLR dan memakai lens mount (bantalan lensa) yang benar-benar baru.
Ini berarti ia bisa kompatibel dengan semua lensa dan kamera digital dari pabrikan yang berbeda asalkan sistemnya sama. Walaupun dengan sensor yang lebih kecil ia akan menghasilkan noise yang lebih banyak saat kondisi low light dan ISO tinggi, namun biasanya perbedaannya tidak terlalu kelihatan.
2. Sistem Anti Goyang (Anti shake)
Hal lain yang harus dipertimbangkan ketika memilih kamer DSLR adalah keberadaan sistem image stabilization (IS). Seperti diketahui, foto yang diambil dalam kondisi kurang cahaya atau diambil melalui lensa telephoto mudah sekali menjadi blur. Hal ini diakibatkan karena kamera yang tidak stabil alias goyang. Nah, IS ini diperlukan untuk mengatasi kendala tersebut, meniadakan goyangan kamera dan mengurangi blur.
Tiap pabrikan memiliki nama sendiri-sendiri untuk sistem ini. Ada yang memakai istilah Super SteadyShot, Anti Shake, Vibration Reduction atau Mega IOS.
3. Kecepatan (Speed)
Shutter Speed |
Apakah Anda membutuhkan kecepatan kamera yang mumpuni? Biasanya speed dibutuhkan bagi mereka yang biasanya mengambil foto untuk sport dan wildlife. Model yang lebih mahal akan menawarkan kecepatan fokus yang lebih tinggi, begitu juga dengan jumlah frame yang diambil secara continuous.
Sebagian besar DSLR entry level menawarkan tingkat continuous shooting sekitar 2.5 atau 3 frame per second, cukup untuk mengambil gambar anak-anak atau binatang peliharaan yang sedang berlarian.
Akan tetapi jika kecepatan menjadi faktor penting bagi Anda, maka pertimbangkan untuk membeli ke model mid range atau semi-professional yang menawarkan tingkat frame mulai dari 5 fps.
4. Ukuran, berat dan daya tahan
Kamera digital SLR hadir dengan berbagai bentuk dan ukuran. Jika Anda gemar membidik obyek dalam kondisi lembab atau berdebu, pikirkan untuk mencari DSLR dengan 'bungkus' waterproof dan sistem penghilang debu untuk menjaga sensor tetap bersih.
Kamera dengan daya tahan semacam ini memang agak lebih mahal namun banyak juga kamera model mid-range yang menawarkan beberapa level perlindungan dari elemen-elemen tersebut.
Mengenai ukuran dan berat kamera, pertimbangkan kamera yang ringkas jika Anda sering memakainya untuk bepergian dan tidak ingin terganggu dengan berat kamera. DSLR yang ringan menawarkan berat tidak lebih dari 0,5 kg dengan lensa kecil.
5. Layar dan Live View
Live View memungkinkan user untuk menilik frame foto dari layar di belakang kamera, sama seperti di kamera compact. Keberadaan live view membantu pengambilan gambar dari sudut-sudut yang sulit karena pengguna tak harus 'mengintip' melalui viewfinder meski di lain sisi ia memiliki kekurangan.
Live view mengakibatkan proses pengambilan lebih lambat. Hal ini disebabkan karena kaca yang ada di SLR harus diflip-up untuk memungkinkan live view dan diflip-back down kembali untuk mengambil fokus atau membidik obyek.
Namun di sini pabrikan Sony mengatasi hal tersebut dengan pemakaian sistem live view dual sensor, yang menjanjikan proses lebih cepat walaupun belum mampu menawarkan foto dengan resolusi tinggi di live viewnya.
6. Kemudahan Fitur & Kelengkapannya
Banyak SLR entry-level yang 'menyambut' pengguna yang baru berpindah dari kamera kompak. Untuk itu pabrikan kamera telah menyuguhkan kemudahan pemakaian fitur (on-screen guide, intelligent automatic modes, face detection) yang biasanya ada di kamera saku.
Meski banyak fitur di kamera compact yang sudah ada di kamera digital SLR, namun ia memiliki banyak fitur yang lebih mumpuni. Pertimbangkan kekayaan fitur yang dimiliki kamera dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
7. Movie Mode
Bagi yang gemar merekam moment-moment penting dalam kehidupan, movie mode harus jadi pertimbangan. Sebagian besar SLR yang memungkinkan pengambilan video tidak mampu melakukan autofocus selama pembuatan video clip, akan tetapi mereka mampu membuahkan hasil yang bagus.
sumber : dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment